TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
A.
Allport
(Ciri Kepribadian Sehat)
Allport
lebih optimis mengenai kodrat manusia daripada pandangan dari Freud. Ia
memperlihatkan suatu keharuan yg luar biasa terhadap manusia.
Pengalaman-pengalaman pribadinya kelak tercemin dalam pandangan-pandangan
teroritisnya tentang kodrat kepribadian manusia. Kodrat manusia yang diutarakan
Allport adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyajung. Allport tidak
percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan
tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi.
Ia percaya
bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting
pada tingkah laku orang dewasa yang neuritis. Orang-orang yang neuritis terikat
atau terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
Menurut Allport
perkembangan proparium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat
proparium berkembang dari masa bayi sampai masa remaja melalui tujuh tingkat
diri. Proparium merupakan suatu syarat munculnya kepribadian yang sehat. 7
tingkat tersebut adalah ;
- Perluasan perasaan diri.
Ketika diri berkembang, maka diri
itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat pada
individu. Kemudian ketika pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas
meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak.
- Hubungan diri yang hangat dengan orang lain.
Allport membedakan 2 (dua) macam
kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain ;
a.
Kapasitas
suntuk keintiman.
Mampu
memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman
akrab. Hasil dari kapasitas keintiman dalah suatu perluasan diri yang
berkembang baik. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang
dicintainya dan memperhatikan kesejahteraannya. Cinta dari orang yang sehat
adalah tanda syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
- Kapasitas untuk perasaan terharu
Orang yang sehat memiliki kapsitas
untuk memahami kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan,
penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, kegagalan-kegagalan yang merupakan
ciri kehidupan manusia.
- Keamanan emosional
Kepribadian sehat juga mampu
menerima emosi-emosi manusia, sehingga emosi-emosi ini tidak menggangu
aktivitas-aktivitas antarpribadi.
- Persepsi realistis
Orang-orang yang sehat memandang
dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa
orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau baik menurut suatu
prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
- Keterampilan–keterampilan dan tugas–tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu
suatu tingkatan kemampuan. Menggunakan keterampilan itu secara ikhlas,
antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya terhadap pekerjaan kita.
- Pemahaman diri
Orang yang memiliki suatu pemahaman
diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya yang negatif
kepada orang lain. Orang yang matang akan menjadi hakim yang saksama terhadap orang
orang lain., dan dapat diterima dengan lebih baik oleh orang lain.
- Filsafat hidup yang mempersatukan
Allport menekankan bahwa nilai-nilai
adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang
mempersatukan. Individu dapat memilih yang berhubungan dengan dirinya sendiri
atau mungkin nilai itu luas dan dimiliki oleh banyak orang. Orang yang sehat
melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki
perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai
batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai
keterarahan (directness). Keterarahan itu membimbing semua segi kehidupan
seseorang menuju suatu atau serangkaian tujuan, serta memberikan alasan untuk
hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan yang bermakna. Tanpa itu
mungkin kita mengalami masalah kepribadian.
Kerangka dari tujuan-tujuan itu
adalah nilai, yang bersama dengan tujuan sangat penting dalam rangka
mengembangkan filsafat hidup. Memiliki nilai-nilai yang kuat merupakan salah
satu ciri orang matang. Orang-orang neurotis tidak memiliki nilai atau memiliki
nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara, yang tidak cukup kuat untuk
mempersatukan semua segi kehidupan.
Suara hati berperan dalam menentukan
filsafat hidup. Allport mengemukakan perbedaan antara suara hati yang matang
dengan suara hati tidak matang. Yang tidak matang, suara hatinya seperti pada
kanak-kanak: patuh dan membudak, penuh larangan dan batasan, bercirikan
perasaan "harus". Orang yang tidak matang berkata, "Saya harus
bertingkah laku begini." Sebaliknya, orang yang matang berkata, "Saya
sebaiknya bertingkah laku begini." Suara hati yang matang adalah perasaan
kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain, dan mungkin
berakar dalam nilai-nilai agama atau etis.
B.
Rogers (Perkembangan Kepribadian)
Menurut Rogers kepribadian yang memahami
dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut Rogers yang meliputi ;
1.
Perkembangan
Sepribadian (Self)
2.
Peranan
positive regard dalam pembentukan kepribadian individu
3.
Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhya
1.
Perkembangan
kepribadian (Self)
Inti dari teori Rogers yaitu
individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan
hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan
kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Rogers menerima istilah “self” dari pengalaman-pengalaman dari realita masing-masing
individu.
Dalam setiap bertambahnya umur, anak
bisa berubah sifat dan perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan
perkembangan anak, dari waktu ke waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan
mendidiknya dan tidak di serahkan kepada baby sister
2.
Peranan
positive regard dalam pembentukan kepribadian
individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic
(dasar) akan kehangatan,
penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain.
Kebutuhan ini disebut need for
positive regard, yang
terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional
positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Pribadi yang berfungsi sepenuhnya
adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa?
Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang
yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
3.
Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat Rogers, pertama
orang yang sehat secara psikologis akan lebih
mudah beradaptasi, karena orang psikologis bisa melihat dan menilai
sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi. Kedua manusia–manusia
masa depan akan lebih terbuka atas
pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar
dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah, kecewa, ketakutan, dan
kelembutan mereka.
Ketiga dari manusia masa depan
adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya
pada masa sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang
sebagai kehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan
untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang
lain kagum. Keempat manusia masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan
diri mereka untuk merasakan hubungan yang
hamonis dengan orang lain. Kelima
manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan
buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar ataupun
yang tidak.
Keenam, manusia masa depan mempunyai
kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka
tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada
orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan,
tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal
melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea
rah yang sepatutnya. Dan terakhir, karena manusia masa depan terbuka dengan
semua pengalaman, mereka akan lebih
menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori
stimulus internal ataupun menahan emosi mereka.
Rogers meberikan lima sifat orang
yang berfungsi sepenuhnya :
a.
Keterbukaan
pada pengalaman
b.
Kehidupan
eksistensial
c.
Kepercayaan
terhadap organism sendiri
d.
Perasaan
bebas
e.
Kreatifitas
C.
Maslow
(Hierarki Kehidupan Manusia)
Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan
menerima dirinya. Salah satu hal menarik di awal karirnya adalah ketika melihat
beberapa kebutuhan lebih didahulukan dibanding yang lainnya. Sebagai contohnya,
ketika haus dan lapar, maka Anda akan terlebih dahulu mengatasi haus
dibandingkan lapar. Karena tanpa makanan kita dapat bertahan selama beberapa
minggu, tetapi tanpa minuman hanya beberapa hari saja. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kebutuhan akan minuman lebih kuat dibandingkan dengan makanan. Maslow
mengambil ide ini dan menciptakan apa yang saat ini dikenal dengan Hierarchy
of Needs.
Maslow menggunakan piramida (gambar
1) sebagai peraga untuk memvisualisasikan gagasannya mengenai teori hierarki
kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hierarki, mulai yang paling rendah (bersifat dasar)
sampai yang paling tinggi.
Maslow membagi kebutuhan manusia
menjadi 5 (lima) tingkatan, antara lain sebagai berikut ;
1.
The
Physiological Needs
Kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan yang paling mendasar dan sangat penting untuk bertahan hidup.
Diantaranya adalah kebutuhan udara, air, makanan, tidur, dll. Maslow percaya
bahwa kebutuhan fisiologis sangat penting dan naluriah di dalam hierarki
kebutuhan karena kebutuhan yang lain menjadi sekunder sampai kebutuhan ini
terpenuhi.
Kebutuhan ini dinamakan juga basic
needs yang jika tidak terpenuhi dalam keadaan yang sangat ekstrim maka
manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena
seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya itu.
2.
The
Safety and Security Needs
Ketika kebutuhan fisiologis telah
terpenuhi maka akan muncul kebutuhan akan keamanan. Diantaranya; physical
security (aman dari kejahatan dan agresi), security of employment
(keselamatan kerja), security of revenues and resources (keamanan sumber
daya), moral and physiological security (keamanan fisiologis), familial
security (keamanan keluarga), security of health (keamanan
kesehatan), dan security of personal property against crime (keamanan
kekayaan pribadi dari kejahatan).
Karena adanya kebutuhan inilah maka
dibuat aturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem
asuransi, pensiun, dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau
safety needs ini terlalu lama dan banyak tidak terpenuhi maka pandangan
seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya
akan cenderung ke arah negatif.
3.
The
Love and Belonging Needs
Manusia biasanya membutuhkan rasa
dimiliki dan diterima, apakah datang dari kelompok sosial yang luas (kelompok,
kantor, perkumpulan keagamaan, organisasi profesional, tim olahraga, geng,
dll.) atau koneksi sosial yang kecil (anggota keluarga, pasangan, mentor, teman
kuliah, sahabat karib). Mereka membutuhkan untuk mencintai dan dicintai oleh
yang lainnya. Tidak terpenuhinya kebutuhan ini maka orang akan menjadi rentan
merasa sendirian, gelisah, dan depresi. Kekurangan rasa cinta dan dimiliki juga
berhubungan dengan penyakit fisik seperti penyakit hati.
4.
The
Esteem Needs
Menurut Maslow, semua manusia
membutuhkan penghargaan, menghargai diri sendiri, dan juga menghargai orang
lain. Orang perlu melibatkan diri untuk mendapatkan pengakuan dan mempunyai
kegiatan atau kontribusi kepada orang lain dan juga nilai diri, baik di dalam
pekerjaan ataupun hobi.
Terdapat dua tingkatan kebutuhan
penghargaan/penghormatan. Tingkatan yang lebih rendah terkait dengan
unsur-unsur ketenaran, rasa hormat dan kemuliaan. Tingkatan yang lebih tinggi
mengikat pada konsep kepercayaan diri, kompetensi, dan prestasi. Tingkatan yang
lebih rendah umumnya dianggap miskin. Hal ini tergantung orang lain atau
seseorang membutuhkan diyakinkan karena harga diri yang lebih rendah. Orang
dengan harga diri yang rendah membutuhkan penghargaan dari orang lain.
Namun, keyakinan, kompetensi, dan
prestasi hanya membutuhkan satu orang dan orang lain tidaklah penting untuk
kesuksesan sendiri. Semua empat tingkatan sebelumnya disebut deficit
needs, atau D-needs. Yaitu, jika Anda tidak memiliki
cukup sesuatu (defisit) maka akan merasa perlu. Tetapi jika Anda mendapatkan
semua yang dibutuhkan maka tidak akan merasakan apa-apa. Seperti halnya, “You
don’t miss your water till your well runs dry!”
5.
Self
Actualization Needs
Aktualisasi diri adalah kebutuhan
naluriah manusia untuk memanfaatkan kemampuan mereka yang unik dan berusaha
menjadi yang terbaik. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai Self
Actualization is the intrinsic growth of what is already in the organism, or
more accurately, of what the organism is. (Psychological Review,
1949).
Selain menggambarkan apa yang
dimaksud dengan aktualisasi diri dalam teorinya, Maslow juga mengidentifikasi
beberapa karakteristik kunci dari aktualisasi diri seseorang, antara lain ;
a.
Acceptance
and Realism
Mempunyai
persepsi realistis dari diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungan di
sekitar mereka.
b.
Problem-centering
Prihatin
dengan pemecahan masalah di luar diri mereka, termasuk membantu orang lain dan
mencari solusi terhadap permasalahan di lingkungan luar mereka. Orang-orang
seperti ini sering termotivasi oleh tangggung jawab pribadi dan etika.
c.
Spontaneity
Spontan
dalam pikiran internal dan perilaku mereka keluar. Mereka dapat menyesuaikan
diri dengan aturan dan harapan sosial, cenderung terbuka dan tidak
konvensional.
d.
Autonomy
and Solitude
Karakteristik
lain dari aktualisasi diri seseorang adalah kebutuhan akan kebebasan dan
privasi.
e.
Continued
Freshness of Appreciation
Melihat
dunia dengan penghargaan, kekaguman yang berlangsung terus menerus. Bahkan,
pengalaman sederhana terus menjadi sumber inspirasi dan kesenangan.
f.
Peak
Experiences
Individu
yang mencapai aktualisasi diri sering memiliki apa yang dimaksud pengalaman
puncak Maslow, atau saat suka cita. Setelah semua pengalaman ini orang merasa
terinspirasi, diperkuat, diperbaharui atau ditransformasikan.
Untuk
tingkatan yang terakhir (kelima) ini sedikit berbeda. Maslow telah menggunakan
berbagai istilah untuk merujuk ke tingkat ini. Dia menyebutnya growth
motivation (berbeda dengan motivasi defisit), being needs
(atau B-needs, berbeda dengan D-needs), dan self-actualization
itu sendiri.
Maslow
percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik
dari arah aktualisasi diri adalah karena kendala di masyarakat. Maslow
menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh
menjadi orang yang mengaktualisasi dirinya sendiri.
D.
Erich Fromm (Ciri Kepribadian Sehat)
Menurut
Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut,
maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup
dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial
di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat
adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Menurut
Fromm, ada 5 (lima) watak sosial di dalam masyarakat, yakni ;
1.
Penerimaan
(receptive)
2.
Penimbunan
(hoarding)
3.
Penjualan/pemasaran
(marketing)
4.
Penghisapan/pemerasan
(exploitative)
5.
Produktif
(productive)
Dari
kelima watak sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak
produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat
membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat
yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu ;
1.
Cinta
persaudaraan
2.
Cinta
keibuan
3.
Cinta
erotik
4.
Cinta
diri
5.
Cinta
ilahi
Menurut
Fromm, cinta sangat penting untuk membangun dunia yang lebih baik sebab yang
dicari setiap orang di dalam masyarakat bukan penderitaan.
Jadi
menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam
masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai
oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu
dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu
sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya
(A man whose goal in life is being, not having and using). Dengan demikian,
menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai
berikut ;
·
mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
·
mampu
mencintai dan dicintai,
·
mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
·
mampu
hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
·
mampu
menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
·
memiliki
watak sosial yang produktif.
No comments:
Post a Comment