TUGAS PSIKOLOGI DAN TEKNOLOGI
INTERNET MINGGU IV
(Komunitas Online, Polarisasi
Kelompok dan Kelompok Kerja Virtual)
a) KOMUNITAS
ONLINE
Komunitas
berasal dari bahasa latin communitas
yang berasal dari kata dasar communis
yang artinya adalah public banyak orang dan/ atau masyarakat. Dalam Ilmu
Sosiologi, komunitas adalah kelompok orang yang saling berinteraksi yang ada di
lokasi tertentu.
Komunitas di
bagi menjadi dua kelompok, yaitu Komunitas Offline dan Komunitas Online.
Komunitas Online merupakan komunitas yang di satukan oleh kesamaan pekerjaan,
hobi, atau factor penyatu yang lainnya, di mana media intergrasi dan
komunikasinya sudah menggunakan internet. Komunitas Virtual atau biasa disebut Komunitas
Online adalah sekelompok orang orang yang berkomunikasi menggunakan internet
sebagai media utama dan tidak mengandalkan pertemuan langsung secara fisik.
Komunitas Onlone bias menjadi Komunitas Primer dan juga Sekunder. Maksud dari
Komunitas Sekunder adalah telah ada komunitas solid yang ada di dunia nyata dan
komunitas virtual tersebut di gunakan untuk pelengkap.
Jadi, komunitas
online adalah sebuah komunitas yang terbentuk secara virtual (maya) di
berbagai layanan internet, misalnya forum online, mailing list, atau grup-grup
tertentu. Komunitas yang dimaksud merujuk pada sekumpulan anggota/user yang
mempunyai hobi atau ketertarikan yang sama terhadap sesuatu hal. Tujuannya
yaitu untuk saling berbagi cerita, informasi, atau pengalaman lain antar
anggotanya tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Lain halnya dengan komunitas
nyata yang berarti kegiatan yang biasa dilakukan oleh kelompok tertentu untuk
bertemu dan bertatap muka secara langsung antar anggotanya.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia mengalami perkembangan
yang luar biasa seiring kemajuan pesat teknologi itu sendiri. Pengguna sosial
media seperti Facebook, Twitter, Blog, Youtube, Koprol, Kaskus dan MIG33
meningkat tajam di Indonesia. Data dari PB+ 2010 menyebutkan bahwa pengguna
Blog di Indonesia hampir mencapai 2 juta orang, sedang pengguna Facebook di
Indonesia mencapai 25 juta orang per Juli 2010, bahkan pengguna Twitter di
Indonesia berada diperingkat 6 dunia (2,41% dari total pengguna twitter dunia).
Ini membuktikan bahwa orang Indonesia sangat gemar untuk berinteraksi dan
berteman.
Dari
interaksi-interaksi yang intens antar sesama pengguna sosial media online, terciptalah
beragam komunitas online. Karakteristik mendasar dari media dan komunitas
online yang musti dipahami terlebih dahulu jika ingin berhasil menguasainya. Sifatnya
yang relatif bebas, Media & komunitas online cenderung bersifat bebas.
Bebas dalam artian yang amat luas. Bebas kepemilikan, bebas sekat-sekat sosial
umum, bebas kepemilikan, bebas dari interfensi otoritas sosial/agama/pemerintah
dan sejenisnya, bebas pengguna dan bebas hambatan jarak, ruang dan waktu.
Bebas
Kepemilikan, Media dan komunitas online memang dibuat oleh suatu
pihak (personal/ institusi) namun, begitu informasi ada di dunia maya maka
informasi tersebut akan menjadi konsumsi publik yang berarti akan bisa
direproduksi dan direvisi sesuai kepentingan publik tersebut. Maka jangan heran
jika muncul manipulasi informasi.
Bebas sekat sosial,
Media
dan komunitas tidak mengenal sekat-sekat sosial layaknya media atau komunitas
di dunia nyata (offline). Tidak ada atasan atau bawahan. Tidak ada pemilik
informasi langgeng dan penerima informasi langgeng. Semuanya saling bertukaran,
semuanya saling memberi dan menerima informasi hingga level tertentu. Tidak ada
pembedaan antar pengguna internet dikarenakan status sosialnya di dunia nyata,
dikarenakan potensi anonimitas internet itu sendiri.
Bebas interfensi,
Hingga
titik tertentu, semua media atau komunitas internet bebas intervensi pihak
luar. Kecuali adanya pelanggaran hukum (umumnya bersifat regional), maka
informasi yang beredar di dunia maya adalah bebas dibuat, dimanipulasi dan
diakses untuk disebarluaskan kembali oleh siapapun kepada siapapun.
Bebas jarak,
ruang dan waktu, Keunggulan utama informasi yang disebarkan melalui media/ komunitas
online adalah tidak adanya batasan jarak, ruang dan waktu. Artinya informasi
tersebut akan bisa menjangkau dan dijangkau oleh siapapun, di manapun, kapanpun,
selama yang bersangkutan terkoneksi dengan layanan internet. Artinya, semua
pihak, terutama korporat mempunyai kesempatan yang amat luas untuk berkampanye
tentang semua hal, terutama produk/layanannya, kepada khalayak yang amat luas,
tanpa dibatasi jarak, jam tayang, format informasi, batasan usia publik, waktu
dan sebagainya jika mau dan mampu menggunakan media dan komunitas online.
b) POLARISASI
KELOMPOK
Polarisasi
kelompok adalah gejala mengumpulnya pendapat kelompok pada satu pandangan
tertentu. Bagaimana mungkin efek polarisasi diterangkan?. Satu pandangan awal
mungkin adalah untuk melihatnya sebagai artefak statistik, yaitu ketika kita
sudah melihat lebih awal, jika anggota group ditarik secara acak dari suatu
populasi dan kemudian didapat 70 persen mempunyai suatu pilihan tertentu, maka
lebih dari 70 persen dari keputusan kelompok akan mencerminkan pilihan itu
(dengan assumsi aturan mayoritas).
Bagaimanapun,
pembuatan keputusan kelompok bukanlah suatu unsur yang penting dalam prosedur
yang mengerucut ke arah polarisasi; suatu periode diskusi yang ringkas yang
diikuti oleh tanggapan individu akan menghasilkan pula suatu pergeseran didalam
kelompok rata-rata ( Myers dan Lamm, 1976). Hal ini berarti suatu pergeseran
didalam pilihan individu terjadi sebagai hasil proses kelompok.
c) KELOMPOK
KERJA VIRTUAK
Tim Virtual
menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah
secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang
saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi
negara bahkan benua. Tim Virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang
tim-tim lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan
perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang
sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain
semisal supplier ataupun partner perusahaan.
Sebuah
perusahaan telekomunikasi terkemuka, mengupayakan percobaan bekerja dari rumah.
Alasan pimpinan perusahaan adalah bahwa di kantor pun hubungan sudah banyak
menggunakan intranet, sementara banyak kemudahan yang bisa didapat bila kita
bisa membudayakan "work from home" ini.
No comments:
Post a Comment