Saturday, March 16, 2013

Kesehatan Mental I


TULISAN I
KESEHATAN MENTAL

A.          KONSEP SEHAT

Sehat menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut ;
a.       Terhindarnya setiap orang dari gejala – gejala penyakit kejiwaan,
b.      Keadaan di mana segenap potensi diri individu berhasil mengaktualisasikannya, dan
c.       Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan masyarakat, dan dengan lingkungan di mana setiap indivu itu tinggal.

Jadi, dari pendapat masing – masing Ahli tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Kesehatan Mental adalah, terwujudnya keharmonisan antara fungsi – fungsi jiwa, serta kesanggupan untuk menghadapi masalah – masalah biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan dirinya sendiri. (Zakiyah Darojah, 1975).

B.           SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL

Track Record dari sejarah perkembangan kesehatan mental tidak lepas dari sejarah dan perkembangan Ilmu Kedokteran dan Psikologi pula. Dua ilmu inilah yang menjadi induk munculnya displiner dari Kesehatan Mental. Namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan, yaitu jika Ilmu Kedokteran memiliki kedalaman ilmu dari sisi Kesehatan Fisik (tubuh) dan sedangkan Ilmu Psikologi dari Kejiwaan.
Sejarah kesehatan mental tidak seperti sejarah ilmu kedokteran yang dengan jelas tergambarkan. Hal itu disebabkan karena “mental” adalah sesuatu yang tidak dapat dengan jelas terlihat oleh kasat mata. Sedangkan gangguan fisik dapat dengan mudah kita lihat dan dapat dengan mudah terdeteksi. Individu yang terkena gangguan kesehatan mental sangat sulit untuk diketahui, bahkan bagi orang terdekatnya sekalipun. Karena orang-orang yang terdekatnya hanya menganggap hal itu sebagai hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.
Sejarah perkembangan kesehatan mental di mulai dari awal abad ke 15, tepatnya di belahan dunia barat, lebih spesifikasi lagi di negara Amerika Serikat. Suku asli Negara Paman Sam tersebut, yaitu Suku Indian menyimpulkan bahwa, orang – orang yang mengalami gangguan mental dapat di sembuhkan dengan cara menggunakan kekuatan supranatural dan menjalani ritual penyucian diri.
Masyarakat Indian pada saat itu mengaggap orang yang terkena gangguan mental itu sebenarnya orang yang kemasukan roh – roh yang ada di sekitar mereka. Mereka menganggap kalau orang yang bersangkutan telah melakukan kesalahan sehingga kemasukan roh. Maka dari itu orang Indian tidak menganggap orang yang terkena gangguan mental itu berarti sakit, sehingga mereka tetap masih dapat tinggal hidup bersama.
Lalu masuk ke akhir abad ke 15, perkembangan kesehatan mental berpindah ke benua biru Eropa, tepatnya di Inggris. Salah satu Filsuf terkenal dari Inggris John Locke menyatakan bahwa, terdapat derajat kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tepat.
Berdasarkan sejarah kesehatan mental tersebut, dapat disimpulkan bahwa ternyata pandangan masyarakat terhadap apa yang disebut sebagai sakit mental atau sakit jiwa ternyata berbeda-beda dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Makna gangguan mental yang berbeda-beda membawa implikasi yang berbeda juga dalam menangani individu yang terkena gangguan mental.
Gangguan mental juga bisa dinamakan bukan penyakit, tetapi sebagai tindakan kriminal seperti yang pernah dipahami oleh masyarakat Inggris. Penderitanya dimasukkan ke dalam penjara. Gangguan mental pernah dinamaknai sebagai ketidakmampuan untuk berpikir rasional. Orang yang terganggu mentalnya dipandang memiliki pola pikir irasional. Hal ini dipengaruhi oleh filsafat rasionalisme dan empirisme yang saat itu memiliki pengaruh yang kuat di Eropa.

C.                 PENDEKATAN DAN HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL

i.        Orientasi Klasik
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak sehat serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.

ii.      Orientasi Penyesuaian Diri
         Seorang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.

iii.       Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Ketiga orientasi ini menurut Sadli dapat dijadikan ukuran kesehatan jiwa.
Untuk menetapkan suatu keadaan psikologis berada dalam keadaan sehat tidaklah mudah. Kalangan ahli kesehatan mental telah membuat kriteria-kriteria atau kondisi optimum seseorang dapat dikatakan berada dalam kondisi yang sehat. Kondisi optimum ini dapat dijadikan sebagai acuan dan arah yang dapat dituju dalam melakukan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mental serta pencegahannya.
Istilah yang digunakan untuk menyebut kesehatan mental berbeda-beda, kriteria yang dibuat pun tidak sama secara tekstual, meskipun memiliki maksud yang sama. Dapat disebut di sini, Maslow menyebut kondisi optimum itu dengan self-actualization, Rogers menyebutnya dengan fully functioning, Allport memberi nama dengan mature personality, dan banyak yang menyebut dengan mental health.

No comments: