TULISAN I
KESEHATAN MENTAL
A.
KONSEP SEHAT
Sehat menurut beberapa
ahli adalah sebagai berikut ;
a. Terhindarnya
setiap orang dari gejala – gejala penyakit kejiwaan,
b. Keadaan
di mana segenap potensi diri individu berhasil mengaktualisasikannya, dan
c. Kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan
masyarakat, dan dengan lingkungan di mana setiap indivu itu tinggal.
Jadi, dari pendapat masing – masing Ahli tersebut
dapat di tarik kesimpulan bahwa Kesehatan Mental adalah, terwujudnya keharmonisan antara fungsi – fungsi jiwa, serta kesanggupan
untuk menghadapi masalah – masalah biasa yang terjadi dan merasakan secara
positif kebahagian dan kemampuan dirinya sendiri. (Zakiyah Darojah, 1975).
B.
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Track Record dari sejarah perkembangan kesehatan mental tidak lepas dari
sejarah dan perkembangan Ilmu Kedokteran dan Psikologi pula. Dua ilmu inilah
yang menjadi induk munculnya displiner dari Kesehatan Mental. Namun keduanya
memiliki perbedaan yang sangat signifikan, yaitu jika Ilmu Kedokteran memiliki
kedalaman ilmu dari sisi Kesehatan Fisik (tubuh) dan sedangkan Ilmu Psikologi
dari Kejiwaan.
Sejarah
kesehatan mental tidak seperti sejarah ilmu kedokteran yang dengan jelas
tergambarkan. Hal itu disebabkan karena “mental”
adalah sesuatu yang tidak dapat dengan jelas terlihat oleh kasat mata.
Sedangkan gangguan fisik dapat dengan mudah kita lihat dan dapat dengan mudah
terdeteksi. Individu yang terkena gangguan kesehatan mental sangat sulit untuk
diketahui, bahkan bagi orang terdekatnya sekalipun. Karena orang-orang yang
terdekatnya hanya menganggap hal itu sebagai hal yang biasa, bukan sebagai
gangguan.
Sejarah
perkembangan kesehatan mental di mulai dari awal abad ke 15, tepatnya di
belahan dunia barat, lebih spesifikasi lagi di negara Amerika Serikat. Suku
asli Negara Paman Sam tersebut, yaitu Suku Indian menyimpulkan bahwa, orang –
orang yang mengalami gangguan mental dapat di sembuhkan dengan cara menggunakan
kekuatan supranatural dan menjalani ritual penyucian diri.
Masyarakat
Indian pada saat itu mengaggap orang yang terkena gangguan mental itu
sebenarnya orang yang kemasukan roh – roh yang ada di sekitar mereka. Mereka
menganggap kalau orang yang bersangkutan telah melakukan kesalahan sehingga
kemasukan roh. Maka dari itu orang Indian tidak menganggap orang yang terkena
gangguan mental itu berarti sakit, sehingga mereka tetap masih dapat tinggal
hidup bersama.
Lalu masuk
ke akhir abad ke 15, perkembangan kesehatan mental berpindah ke benua biru
Eropa, tepatnya di Inggris. Salah satu Filsuf terkenal dari Inggris John Locke menyatakan
bahwa, terdapat derajat kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh
emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal
secara terus menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan
gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tepat.
Berdasarkan
sejarah kesehatan mental tersebut, dapat disimpulkan bahwa ternyata pandangan
masyarakat terhadap apa yang disebut sebagai sakit mental atau sakit jiwa ternyata
berbeda-beda dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Makna gangguan
mental yang berbeda-beda membawa implikasi yang berbeda juga dalam menangani
individu yang terkena gangguan mental.
Gangguan
mental juga bisa dinamakan bukan penyakit, tetapi sebagai tindakan kriminal
seperti yang pernah dipahami oleh masyarakat Inggris. Penderitanya dimasukkan
ke dalam penjara. Gangguan mental pernah dinamaknai sebagai ketidakmampuan
untuk berpikir rasional. Orang yang terganggu mentalnya dipandang memiliki pola
pikir irasional. Hal ini dipengaruhi oleh filsafat rasionalisme dan empirisme
yang saat itu memiliki pengaruh yang kuat di Eropa.
C.
PENDEKATAN DAN HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL
i.
Orientasi
Klasik
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan
tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak
berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak sehat
serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak
dianut di lingkungan kedokteran.
ii.
Orientasi
Penyesuaian Diri
Seorang dianggap sehat secara
psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.
iii.
Orientasi
Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap
kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan
potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan
dirinya sendiri. Ketiga orientasi ini menurut Sadli dapat dijadikan ukuran kesehatan
jiwa.
Untuk menetapkan suatu keadaan
psikologis berada dalam keadaan sehat tidaklah mudah. Kalangan ahli kesehatan
mental telah membuat kriteria-kriteria atau kondisi optimum seseorang dapat
dikatakan berada dalam kondisi yang sehat. Kondisi optimum ini dapat dijadikan
sebagai acuan dan arah yang dapat dituju dalam melakukan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan mental serta pencegahannya.
Istilah yang digunakan untuk
menyebut kesehatan mental berbeda-beda, kriteria yang dibuat pun tidak sama
secara tekstual, meskipun memiliki maksud yang sama. Dapat disebut di sini,
Maslow menyebut kondisi optimum itu dengan self-actualization, Rogers
menyebutnya dengan fully functioning, Allport memberi nama dengan mature
personality, dan banyak yang menyebut dengan mental health.
No comments:
Post a Comment